Saya menemukan ungkapan berbahasa Inggris berbunyi, “Bad habits are like a comfortable bed, easy to get into, but hard to get out of”. Apa maksud dari ungkapan di atas saya juga tidak begitu paham, karena bahasa Inggris saya tidak terlalu bagus –saat pelajaran bahasa Inggris pun saya hanya ngerti kata yes atau no.
Untungnya di samping kalimat itu ada terjemahannya yang kurang lebih demikian, “Kebiasaan yang buruk itu sama seperti kasur yang empuk, mudah untuk membaringkan badan, tetapi berat untuk meninggalkannya”.
Perenungan mendalampun saya lakukan tentang kalimat di atas. Tidur di atas kasur yang empuk memang sangat nikmat sekali, menjadikan kita malas dan sulit sekali untuk bengun. Kita sudah menyetting setelan alarm untuk bangun pada waktu tertentu –dan alarm jam pun berbunyi, akan tetapi setan lebih cerdas dan pandai dalam mengikat kita dalam balutn selimut dan dengkuran merdu.
Niatan awal ingin melaksanakan sholat tahajjud akan tetapi karena melihat masih jam 2, kita pengennya tidur sebentar lagi. Pada akhirnya kita kebangun waktu shubuh. Waktu shubuhpun tidak jarang malah hampir habis.
Perlu selayaknya kita merenungi hari-hari kita, bukan untuk meratapi nasib. Justru sebaliknya agar kita mampu menjadikan hari-hari kita ke depannya lebih berarti dan bermakna, jauh dari onak berduri yang menjadikan kita terlena dengan empuknya kasur dunia, sehingga meninggalkan empuknya kasur yang abadi –yaitu kasur super empuk dan nyaman yang telah dipersiapkan di surga.
Perbuatan buruk pada ungkapan di atas saya kira sangat banyak macamnya, apalagi pada era sekarang ini. Ironisnya aktivitas ini sebagian besar dilakukan oleh generasi muda atau kalangan pelajar. Mereka yang seharusnya mengisi hari-harinya dengan kegiatan positif untuk bekal kehidupannya malah melakukan perbuatan buruk yang sia-sia. Tak jarang perbuatan itu menghancurkan masa depan mereka yang gilang-gemilang.
Contoh sederhana, banyak kita jumpai para pemuda tongkrongan di pinggiran jalan sampai larut malam –bahkan sampai dini hari. Apa yang mereka lakukan hanya sekedar ngobrol ngalor ngidul tak jelas, bahkan obrolan yang tidak berkualitas. Mereka lupa akan tugas sebagai pelajar, bahwa besok paginya harus sekolah dalam rangka menuntut ilmu.
Penyalahgunaan obat-obatan terlarang juga tidak luput dari generasi muda dan pelajar, sex bebas, bulliying antar teman, tawuran antar pelajar, balapan liar dan masih banyak lainnya. Bangsa ini butuh peran pemuda yang sehat dan bervisi luas. Majunya bangsa ini ditentukan oleh generasi pemuda yang sekarang ini. Maju atau hancurkah bangsa ini para pemuda yang mampu membawanya lari.
Penting kiranya kita berhati-hati dengan sikap yang bisa menguras energi kita untuk sesuatu hal yang sia-sia—yang bisa disebut juga dengan “para pencuri energi”. Jangan sampai hidup kita hanyalah sebuah perjalanan yang berisi pengulangan-pengulangan kesalahan.

0 Komentar