Kebersihan adalah sebagian dari iman, dalam agama Islam bagi kita sudah tidak asing lagi kalimat ini, bahkan ketika masih di SD atau MI kita sudah di ajarkan tentang makna dan esensi ini, tidak jarang juga saya menemukannya pada pendidikan anak-anak PAUD. Inilah sebenarnya penanaman karakter positif bagi anak tentang keberhasihan lahir yang akan berdampak bagi kesucian lahiriah.
Bukan merupakan rahasia lagi jika sampah merupakan masalah yang pelik bagi kebersihan lingkungan. Yang paling dekat adalah musibah banjir, tidak lain dan tidak bukan yang menjadi masalah urgennya adalah sampah. Bayangkan butuh seribu (1.000) tahun lebih untuk mengurai dan menghancurkan jenis sampah tersebut, dan apabila setiap harinya jenis sampah plastic tersebut bertambah ketika sudah satu bulan dalam satu kabupaten bisa dipastikan akan membentuk gunugan sampah.
Lagi-lagi seperti di Jakarta setiap tahun banjir menggenang, ini juga masih berkutat dengan sampah. Seharusnya bukan dari pemerintah saja yang harus mengupayakan terhadap permasalahan rutin ini, tetapi juga harus ada kesadaran dari warga masyarakat bersama untuk mencari solusinya, jangan malah mencari solusi dengan menambah masalah. Contoh sederhananya adalah ketika pemerintah berusaha membersihkan sampah di sungai, malah masyarakatnya dengan wajah tanpa dosa membuang sampah di sungai.
Hari Ahad kemarin, tanggal 22 Pebruari 2015 bersama warga masyarakat dan juga beberapa ORMAS serta OKP kabupaten Tulungagung mengadakan Bhakti Lingkungan dan Deklarasi Gerakan Pungut Sampah di Jogging Track Lembu Peteng, ikut bergabung adalah IPNU, IPPNU, BLH, PPLH Mangkubumi, GMNI, PMI, PRASDAKA, PRAMUKA, KOMPAS dan organisasi – organisasi yang lain. Memang ini adalah dalam rangka HARLAH IPNU ke 60 IPPNU ke 61, namun kegiatan ini merupakan kampanye bersama serta pendeklarasian secara aplikatif dalam kecintaan kita terhadap lingkungan. Tidak semudah membalik telapak tangan untuk selalu konsisten dengan keadaan yang bersih dari sampah, tetapi dengan komitmen dan kerjasama ketidakmungkinan akan jadi mungkin terjadi (pepatah inggris mengatakan, “nothing impossible in the world”). Ada beberapa nilai positif dari kegiatan ini. Pertama, menumbuhkan semangat kembali gotong royong yang memang sudah mulai memudar dikalangan kita, yang memang sebenarnya gotong royong itu merupakan jati diri bangsa kita. Kedua, menumbuhkan dan mengkampanyekan gerakan pungut sampah dimanapun dan kapanpun sehingga ketika melihat sampah di tempat kita berada kita bisa dengan sadar dan ikhlas untuk memungutnya.
Semoga dengan kegiatan ini kita bisa semakin mencintai lingkungan kita, tidak terbatas pada kalangan tertentu, tetapi semua orang yang masih hidup dalam lingkungan, sudah sepantasnya mencintai lingkungannya. Jika lingkungan bersih, udara menjadi segar, kegiatan semakin menggelegar, penyakit menjadi gentar, dan hidup pun menjadi lebih tegar. Inilah dambaan dan kerinduan akan kehidupan yang jauh dari kesan tidak sehat.