Kegiatan mahasiswa saya kira penting untuk selalu diabadikan. KKN misalnya, hal ini menjadi salah satu program penting yang ada di kampus tempat saya mengabdi. Yaitu IAIN Tulungagung.

Melalui program KKN mahasiswa belajar bagaimana ketika berkecimpung di masyarakat. Menyatu dalam masyarakat merupakan hal yang tidak bisa dihindari, ini menjadi perkara yang harus dijalani oleh setiap orang, termasuk mahasiswa. Ketika nanti mahasiswa sudah lulus dari pendidikannya di perguruan tinggi, mereka akan kembali ke tempat asalnya, yaitu masyarakat mereka masing-masing.

 Buku Karya Mahasiswa KKN Keboireng (dok. pribadi)

KKN memberikan pelajaran kepada mahasiswa untuk membuat program pemberdayaan di tempat mereka tinggal. Proses pemberdayaan baik dari segi ekonomi, sosial, keagamaan dan juga budaya adalah sebagian dari garapan mahasiswa yang menjalani KKN.

Akan tetapi yang perlu dipahami bersama, mahasiswa tidak sepenuhnya paham dan mampur ketika dihadapkan pada persoalan masyarakat. Mahasiswa akan banyak belajar dengan masyarakat yang sudah lebih dahulu makan asam-garam di kehidupan nyata. Kemudian ketika masyarakat masih belum mampu menggunakan teknologi yang lebih maju, di sini peran mahasiswa sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuannya kepada masyarakat. Inilah pentingnya saling melengkapi.

Dengan adanya mahasiswa yang menjalani program KKN, berarti mahasiswa belajar di tempat KKN. Terus siapa yang mengajari mahasiswa? Bisa dari penduduk setempat dan bisa dari alam atau kondisi di mana mereka menjalani KKN.

Bukankah belajar itu bisa dari mana saja dan dari siapa saja. Di sini konteks belajarnya mahasiswa adalah dari masyarakat dan dari alam. Dari penduduk setempat mahasiswa belajar budaya, dan dari alam yang ada mahasiswa belajar untuk mengeksplorasi kemudian mengembangkan sumber daya yang ada, yang awalnya belum begitu diperhitungkan oleh masyarakat, akhirnya menjadi garapan bersama mahasiswa dengan masyarakat untuk meningkatkan nilai tawar.

Begitu banyak kegiatan mahasiswa di tempat KKN, rasanya sayang sekali jika dilupakan begitu saja. Boleh jadi kegiatan yang dijalani mahasiswa dalam KKN menjadi sejarah panjang di kemudian hari. Sehingga akan dikenang dan selalu dirindukan oleh masyarakat sekitar.

Seperti yang dilakukan oleh mahasiswa KKN IAIN Tulungagung, tepatnya di Kecamatan Besuki di Desa Keboireng. KKN yang mereka ikuti bernama KKN Tangguh Bencana. Ada 3 désa yang menjadi tempat KKN Tangguh Bencana, yaitu; Desa Besuki, Desa Keboireng dan Besole.

Momen pengabdian yang terasa istimewa tersebut diabadikan dalam sebuah catatan berbentuk buku berjudul "Kita, Mereka dan Cerita". Kebetulan saya diminta untuk memberikan kata pengantar dalam buku yang saya kira sederhana tapi sangat patut untuk diapresiasi.

Pengantar Buku (dok. pribadi)


Ada 4 hal yang dituliskan oleh mahasiswa KKN di dalam buku tersebut; Semua Berawal dari Sini, Yang Telah Hilang Ditelan Kemajuan Zaman, Kenalku Karena Alammu dan Secangkir Kopi Sepiring Ubi.

Keempat hal itu merupakan kisah perjalanan mereka ketika menjalani kebersamaan, baik susah, senang, sedih, gembira dan perasaan-perasaan lain yang menjadikan hari-hari mereka terasa berwarna. Mereka menjalani hari-hari dengan penuh kebersamaan.

Buku ini diberi prolog oleh Pak Ngainun Naim selaku ketua LP2M yang salah satunya menangani bidang pengabdian, yaitu KKN. Dan diberi endorsement oleh Warek 3 IAIN Tulungagung, yaitu Bapak Abad Badruzaman bersama Bapak Agus Santoso Direktur Utama Armada Pagora Jaya.

Inilah salah satu cara untuk mengabadikan momen yang luar biasa. Momen yang saya kira bagi sebagian orang hanya terlihat remeh-temeh. Akan tetapi bagi yang menjalaninya terasa mengakar di memori sehingga sulit untuk dilupakan. Sudahkah Anda hari ini mengabadikan momentum hari ini? Jika belum mari kita abadikan supaya menjadi sejarah.