Pagi ini tiba-tiba melalui pesan WA ada yang curhat kepada saya, tentunya yang curhat adalah cewek, gadis pula, tak perlu saya sebut namanya. Biarlah ini menjadi rahasia berdua antara aku dan dia...hhh.
Kurang lebih curhatannya adalah, ketika dia bertemu dengan seseorang yang pernah singgah di hatinya, entah disengaja atau tidak, dan memang tidak direncanakan di tempat-tempat tertentu dan sudah sekian kalinya, hatinya merasa berdegup kencang. Ingin sekali rasanya menghindar. Akhirnya, dia pura-pura aja tidak tahu.
Saya bertanya pada si pencurhat, kenapa tidak mau disebut pacar atau mantan pacar? Karena keduanya belum pernah memploklamirkan hubungannya untuk disebut yang demikian. Hanya sebatas sir-siran kalau dalam bahasa jawanya.
Setelah mencoba saya interogasi duduk permasalahannya, saya mencoba memberikan solusi. Tujuannya agar mereka berdua merasa tenang dan nyaman, kendatipun keduanya tidak punya hubungan apa-apa.
Saya katakan kepadanya, berlari dari sebuah kenyataan bukanlah solusi manusia tangguh bermental kuat dan cerdas. Ketemu seseorang dengan berpura-pura tidak tahu, lambat laun akan menjadikan hati tidak bisa lapang dan gerak merasa terbatasi.
Padahal, penyebab utamanya adalah diri kita sendiri. Coba saja, apabila ketemu, kita ngobrol bareng, menguatkan ukhuwahnya. Niscaya ketenangan hati dan pikir akan selalu menyertai.
Beda dengan berlari terus menerus dari sebuah masalah, sampai tak tahu arah dan tujuan akibatnya akan fatal. Ibarat sebuah mobil yang berjalan kencang tak tahu arah dan tujuan mau kemana, di depan ada jurang pastilah mobil tersebut akan terperosok ke jurang yang dalam.
Selanjutnya, janganlah lebih mengutamakan ego ketika bertegur sapa. Ketika ego menguasai akal sehat manusia, ia tak ubahnya seekor harimau yang ingin menang sendiri, apapun mangsa yang ada di depannya ingin dia terkam. Begitupun manusia, apabila egonya sudah tinggi, dia tidak mau mengakui kesalahan dan kekalahannya. Ingin selalu menang sendiri.
Yang terkahir, saya sampaikan ke teman curhat tadi. Kalian sudah sama-sama dewasa, janganlah mengungkit masa yang lalu. Masa lalu boleh dikenang, akan tetapi sebagai pijakan untuk berlaku lebih baik di sisa-sisa masa kehidupan. Masa lalu bukan untuk direnungi dan dijadikan sebagai ratapan tangisan atas nasib yang menimpa.
Dan yang terpenting, jaganlah sampai memutuskan tali silaturrahim atas suatu permasalahan. Karena jelas-jelas Allah akan melaknat hal yang demikian. Mari kita sambung tali silaturrahim yang sempat terputus, yang masih terjalin marilah semakin direkatkan kembali.
Tidak ketinggalan, profesi lama saya yang belum terekspos adalah konsultan para muda-mudi yang merasa hatinya galau. Saya membuka konsultasi 24 jam nonstop. Langsung inbox aja apabila membutuhkan solusi cerdas, tanpa tarif yang mahal.hhhh

0 Komentar