Perpanjangan SIM kerap dilakukan oleh beberapa pengendara bermotor, baik beroda 2, beroda 4, maupun bagi para sopir. Tentunya ini sebagai bukti kepatuhan bagi pengendara, sebagai syarat sah untuk mengendarai kendaraan. Terlepas adanya mereka yang terpaksa mencarinya karena rasa terpaksa untuk kepentingan tertentu.
Saya kira dalam soal perpanjangan SIM ini masih banyak oknum-oknum yang memanfaatkannya sebagai ladang bisnis untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Entah, para pembaca setuju apa tidak, bagi saya itu sah-sah saja.
Pertama adalah foto copy KTP dan SIM yang akan diperpanjang. Dari sini sudah sangat jelas, jauh sebelum berangkat saya sudah mempersiapkan foto copy KTP 2 lembar, dan SIM A dan C masing-masing juga 2 lembar. Sampai sana saya disuruh masuk ke tempat foto copy hanya untuk mendapatkan satu buah map dan tempat SIM --yang pada akhirnya juga tidak akan terpakai tempat SIMnya.
Dengan alasan lain ditatakan sedemikian rupa. Padahal ini nanti di tempat loket formulir sekaligus pemeriksaan berkasnya juga akan di bongkar oleh petugas pemeriksa. Di sini saya di suruh membayar biaya Rp. 10.000,-.
Bayangkan, kita hitung-hitungan secara matematis. Foto copy KTP dan SIM masing-masing 2 lembar hanya habis Rp. 400,- ditambah dengan satu map Rp. 500,-. Coba, tidak habis seribu rupiahkan. Hitungan ini dengan mengenyampingkan tempat SIM tadi, karena tidak akan terpakai.
Setelah itu saya disuruh tes kesehatan. Di sana saya disuruh mendaftar asuransi untuk pengemudi AKDP. buat apa coba kalau hanya perpanjangan SIM C saja. Saya kira sia-sia dan hanya dimanfaatkan olek oknum-oknum yang sepenak udele. Ini saja saya dikenai biaya 30 rb. Belum pindah ke kursi sebelah untuk test kesehatan.
Test kesehatan ini hanya untuk selembar kertas bukti kesehatan. Sebagai syarat mengambil formulir perpanjangan SIM. Di tempat kesehatan ini hanya ditanya berapa tingginya, berapa berat badannya. Masih tanya lagi apa golongan darahnya. Sempat saya berfikir, test kesehatan macam apa ini. Sudah dikenakan biaya 20 rb. Sempat saya tanya ke petugasnya. Apa ndak boleh test kesehatan selain di sini? Jawabnya tidak boleh. Padahal test kesehatan yang notabene hanya seperti ini saya kira dimanapun bisa. Tidak sampai seperti di DKT saja loh.
Dihitung saja sudah habis 60 rb. Banyak yang tidak setuju sebenarnya dari kebanyakan orang yang memperpanjang SIM. Tapi bagaimana dikata lagi. Mereka yang memperpanjang SIM mayoritas adalah orang-orang awam dan cenderung mematuhi hal-hal yang seperti ini. Walaupun sebenarnya ini tidak terlalu penting.
Sekedar diketahui, untuk perpanjangan SIM C dikenakan PNBP sebesar 75 rb, sementara SIM A sebesar 80 rb.