Saya banyak tergabung di dalam group menulis. Group menulis saya kira adalah sesuatu yang penting untuk menumbuhkembangkan semangat berliterasi, khususnya membaca dan menulis. Sekali lagi, di beberapa tulisan saya menyatakan bahwa membaca dan menulis ini adalah sesuatu yang berkaitkelindan, seolah-olah keduanya enggan dipisahkan layaknya Romeo dan Juliet, ibarat Layla dan Qais, ataupun seperti Rama dan Sinta.

Karya M. Fauzil Adhim (Dunia Kata: 2004)

Andaikata keduanya berpisah, maka yang terjadi adalah ketidakharmonisan. Maka membaca dan menulis adalah dua unsur yang minimal sebagai pendapat saya adalah pembangun keharmonisan dalam literasi.

Kembali kepada group menulis. Group menulis yang saya ikut di dalamnya adalah melalui media sosial salah satunya whatsapp. Ini yang paling banyak saya ikuti. Tentu selain whatsapp masih ada beberapa group menulis lagi.

Bagi saya pribadi group menulis ini bisa dijadikan sebagai sarana silaturahmi, berbagi ide, saling bertukar tulisan, pengalaman, dan juga saling bertukar karya berupa buku cetak. Inilah sedikit dari sekian banyak manfaat dari ikut group menulis.

Sepanjang saya amati. Group menulis ini ada yang masuk kategori sangat aktif, artinya mayoritas anggotanya saling memposting tulisannya di group. Kemudian ada yang mengomentari, ini dilakukan hampir tiap hari, saya kira ini masuk kategori sangat aktif. Selanjutnya ada yang masuk dalam kategori aktif. Iya aktif, aktif di sini levelnya masih di bawah sangat aktif, mungkin tidak semua anggota yang posting tulisan di group, meskipun ada peraturan yang mewajibkan seluruh anggota memposting tulisannya di group. Namun, ya hanya itu-itu saja yang posting tulisan. Nah ini kategori aktif.

Ada lagi yang saya masukkan dalam kategori agak aktif, memang terkesan bagaimana  begitu kategori ini, di dalam kategori ini anggota group yang memposting tulisan hanya sebagian sedikit, biasa dilakukan oleh admin atau kalau tidak begitu dilakukan oleh segelintir orang yang memang sudah aktif menulis sebelum ikut di dalam group tersebut.

Terakhir saya kira adalah kategori mati suri. Mati suri artinya setelah mati akan hidup lagi. Dalam konteks group kepenulisan boleh jadi--group mati suri--saat ini sedang tidak bernafas sama sekali. Tapi suatu saat group ini akan kembali berjalan dan berlari kencang. Dan saat ini saya menjadi anggota salah satu group yang sedang mati suri. Nah, Anda sekarang sedang tergabung di dalam group yang mana? Silakan cek group whatsapp menulis Anda. 

Memang awalnya tujuan membuat group menulis adalah merawat dan menyemai agar group menulis menjadi sarana penyemangat, agar menulis menjadi tradisi. Namun di tengah jalan terjadi proses yang tidak mudah, ada yang awalnya bergabung membawa komitmen yang kuat untuk tetap menulis. Ada yang bercita-cita akhirnya dapat menerbitkan buku dan lain sebagainya. 

Saya kira sah-sah saja. Namun komitmen akan sebatas menjadi komitmen, cita-cita akan sebatas menjadi cita-cita jika tidak ada aksi dan tindakan. Ini memang salah satu dinamika dalam berliterasi, jadi dimanapun akan terjadi semacam ini. Ada catatan menarik dari M. Fauzil Adhim di dalam bukunya yang berjudul Dunia Kata: Mewujudkan Impian Menjadi Penulis Brilian (DAR! Mizan: 2004).

Cara paling cerdas memulai karir menjadi penulis adalah dengan MENULIS! Tidak ada rumus yang paling ajaib daripada itu. Menulislah sekarang juga, sebisa kita. Lupakan sejenak mimpi-mimpi tentang menulis kreatif yang diajarkan di bangku kuliah. Kesampingkan dulu prosedur baku menulis yang diajarkan pada mata kuliah Teknik Penulisan Skripsi dan Karya Ilmiah.(h. 108).

Saya kira apa yang dicuitkan oleh Fauzil tadi merupakan resep ampuh sekaligus langkah awal untuk bisa menulis. Jika menulis saja masih takut salah dengan berbagai teknik di dalam menulis. Kapan lagi Anda akan memulai menulis? Mustahil akan menghasilkan tulisan. Bukankah bijak bestari mengatakan belajar itu dimulai dari kesalahan yang kemudian kesalahan-kesalahan itu akan menjadi pengalaman berharga untuk memperbaiki ke depannya. 

Mari kita menulis. Resep menjadi penulis saya kira hanya ada satu kata sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Fauzil yaitu; MENULIS. Jangan biarkan group menulis kita mati suri, seperti laa yamuutu wa laa yahyaa. Jika bukan anggota group yang menghidupkan lagi, lalu siapa lagi? Jika bukan kita, lalu siapa lagi? Jika tidak sekarang, lalu kapan lagi?