Tempo hari saya membersamai istri perjalanan ke Nganjuk. Tujuannya adalah pulang ke orang tua istri--mertua--yang memang perjalanan bisa dikatakan cukup jauh.

Di tengah perjalanan akhirnya kami memutuskan untuk berhenti beristirahat, kebetulan juga perut terasa lapar sekali, seolah memegang kendali motor seperti agak goyang-goyang, kaki pun juga terasa ngowel. Andaikata saya teruskan, bisa terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di tengah perjalanan nanti.

Saya bersama istri berhenti di sekitar Kediri, tepatnya di Branggahan, kebetulan yang terkenal di daerah ini adalah soto ayam kampung. Jika kita melewati jalur ini--jalur Tulungagung-Kediri--akan kita jumpai banyak sekali warung berjajar di kanan-kiri jalan yang menjual soto ayam kampung.

Pilihan kami jatuh pada soto ayam kampung Beno, tentu ada banyak pertimbangan memilih warung ini dari sekian banyak warung yang ada, yang menjual menu semacamnya.

Penampakan Menu Soto di dalam Mangkok Mini (dok.pribadi)

Pernah dulu ketika di Pesantren--meski tidak lama--saya menghantarkan Almagfurlah (Alm.) Romo Kiai Haji Syafi'i Abdurrahman untuk menghadiri sebuah acara. Di dalam kendaraan sewaktu perjalanan beliau dhawuh.

Lek nek ndalan, golek panganan nek warung ki sing rame. Lek rame enek loro (2) kemungkinan, kemungkinan sing nomer siji warung kui murah. Kemungkinan sing nomor loro warunge kui panganané enak. 

Begitu beliau dhawuh pada saat itu. Khususon (Alm.) KH. Syafi'i Abdurrahman sekalian, lahumaalfaatihah.

Jadi memang pertimbangan seperti apa yang didhawuhkan beliau menjadi dasar dari inisiatif untuk berhenti di Warung Pak Beno. Dan memang saat itu, kendaraan sudah sangat banyak yang terparkir di depan, sebelah kanan dan kiri warung.

Setalah memarkir kendaraan, saya melihat tempat yang kosong, persis ada satu tempat kosong berada di sudut warung. Lumayan, bisa sedikit untuk beristirahat dan menghirup nafas segar. Sementara istri pesan menu ke penjual.

Banyak menu tambahan di warung ini, tentu yang utama tetap soto ayamnya sebagai ikon tempat ini. Untuk minuman seingat saya ada berbagai varian. Mulai jeruk hangat, teh hangat, es jeruk, es teh, dan juga es dawet. Saya memilih minum dawet tanpa es, sebab ada hal yang membuat saya untuk sementara waktu tidak mengonsumsi es.

Menu yang kami pesan datang, dan kami nikmati. Tentu sebelumnya kami berdoa dulu, karena setiap apa yang kita konsumsi adalah anugerah Tuhan yang patut disyukuri dan juga sebagai asupan nutrisi bagi tubuh. Dengan asupan gizi ini bisa membantu kita untuk beraktivitas lebih baik lagi dalam kerangka diniatkan ibadah, coba nikmat mana lagi yang didustakan, sudah makan enak dan bisa beraktivitas dengan baik. Kita ucapkan 'alhamdulilah'.

Ternyata memang benar, soto yang kami nikmati sungguh lumayan rasanya, entah itu karena saya lapar, entah memang rasanya yang pas. Memang kali ini bukan pertama kali saya ke sana, sudah terhitung beberapa kali saya menikmati menu soto ini di sana. Yang jelas sejak dari awal saya ke sana sampai saat itu rasanya tetap mempesona, mampu menggoyang lidah.

Menu tambahan ketika menikmati soto ada kepala, sayap, dan juga dada. Ada juga telur bebek yang diasinkan. Ini menjadi tambahan jika pembeli ingin menikmati lebih dari sekadar makan soto.

Ternyata, harganya pun tidak menguras kantong. Bisa dikatakan cukuplah bagi orang-orang yang sedang bepergian dalam memilih menu yang ekonomis dan pas. Maksudnya pas di kantong dan pas di rasa.

Mengenai nama Soto Beno, singkat kata dulu penjualnya namanya Pak Beno. Kemudian setelah meninggal dunia, warung ini diteruskan oleh anaknya, akan tetapi sebagai ikon yang sudah terkenal dengan nama Beno, soto ini tetap dipertahankan dengan nama yang tetap, supaya langganan yang sudah ada dari tahun ke tahun tetap berkunjung dan selain itu sebagai tradisi yang harus terus dirawat oleh keturunan Pak Beno.

Silakan, bagi Anda yang ingin sekadar mencicipi atau bahkan ingin mencari makan siang. Tempat ini saya rekomendasikan. Tempat ini buka jam 13.00 WIB. Sehingga untuk mencari sarapan, tempat ini memang belum buka.

Musala di Warung Beno (dok. pribadi)

Tempat ini menjadi salah satu tempat alternatif untuk pilihan menu kuliner yang rekomended. Sebab di sana juga tersedia musala untuk melaksanakan ibadah bagi umat Muslim. Jadi ibadah tidak terganggu sambil menikmati kuliner.